2  UTS-2 My Songs for You

2.1 Tentang Karya

“Kita Sudah Sampai di Sini” saya tulis sebagai refleksi atas perjalanan pribadi dan kolektif dalam menghadapi masa-masa sulit.
Puisi ini bukan hanya tentang saya, tetapi juga tentang kita, mereka yang pernah merasa tertinggal, lelah, atau ragu apakah semua usaha ini ada artinya.
Saya menulisnya untuk siapa pun yang masih berjuang, agar kita semua ingat bahwa perjuangan tidak selalu berarti kemenangan besar. Kadang, keberanian sejati adalah bertahan satu hari lagi.
Pesannya sederhana: kita sudah sejauh ini, dan itu sudah luar biasa.


2.2 Kita Sudah Sampai di Sini

Ada hari
di mana dunia terasa seperti ruang kosong
dan langkah pertama pun
terdengar terlalu berat untuk dimulai.

Ada malam
di mana layar menatap balik,
menanyakan kenapa kamu masih di sini
padahal tak ada jawaban yang bisa kamu ketik.

Aku tahu.
Karena aku juga pernah duduk di situ,
mencoba menulis arti dari hidup
di tengah tumpukan draft yang belum selesai.

Tapi lihatlah,
kita masih di sini.
Mungkin bukan di tempat yang dulu kita bayangkan,
tapi di titik yang dulu kita kira takkan pernah dicapai.

Perjuangan bukan selalu soal menang,
kadang hanya tentang bertahan
satu hari lagi,
satu langkah lagi,
satu napas lagi.

Dan jika kamu sedang lelah,
ingat:
kita bukan tokoh utama dalam film besar,
kita hanya manusia
yang belajar untuk tidak menyerah
meskipun naskahnya sering berubah.

Jadi,
untukmu yang masih berjuang,
ini bukan akhir cerita.
Ini adalah jeda kecil
antara bab yang berat
dan halaman berikutnya yang masih kosong.

Dan lihat,
betapa hebatnya kamu
karena masih mau menulisnya.


2.3 Refleksi: Makna Interpersonal di Balik Puisi

Puisi ini adalah bentuk komunikasi interpersonal yang lahir dari kejujuran dan empati.
Ketika seseorang berbicara tentang perjuangannya sendiri, sebenarnya ia sedang membuka ruang bagi orang lain untuk merasa dimengerti.
Dalam konteks komunikasi interpersonal, kejujuran emosional seperti ini menciptakan kedekatan psikologis—hubungan yang dibangun bukan oleh percakapan sehari-hari, melainkan oleh rasa saling memahami tanpa perlu banyak kata.

Saya percaya bahwa keberhasilan komunikasi tidak selalu diukur dari seberapa pandai kita berbicara, tetapi dari seberapa dalam kita mampu membuat orang lain merasa tidak sendirian.
Melalui puisi ini, saya ingin menyampaikan pesan bahwa setiap orang memiliki kisahnya sendiri, dan berbagi kisah itu bisa menjadi bentuk dukungan yang paling manusiawi.